PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TURNAMEN GAME TEAM (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
IPS SISWA KELAS
VI SD NEGERI 021 PENGALIHAN KERITANG KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
OLEH : USMAN EFENDI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menghadapi era
globalisasi dan perkembangan zaman saat sekarang ini maka tuntutan akan
pengembangan sistem pendidikan nasional harus mengacuh pada kebutuhan, serta
dapat dilaksanakan secara baik dan menyeluruh dalam berbagai aspek kebutuhan
dari setiap tingkat dan jenjang pendidikan. Untuk menjawab tantangan zaman tersebut
dituntut kerja keras dan tanggung jawab dari semua pihak yang terkait dalam
pengembangan sistem pendidikan nasional. Pada bidang pendidikan banyak hal-hal yang
harus diperhatikan, mulai dari kurikulum pembelajaran serta perangkatnya,
pasilitas pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, media, dan teknik-teknik
pembelajaran yang disenangi dan mudah dipahami oleh siswa. Untuk itu sangat
diharapkan fungsi profesionalisme tenaga pendidik agar dapat mengupayakan
pendidikan yang bermutu.
Pendidikan
berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu
peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Pembelajaran Pada dasarnya
merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik dalam melakukan kegiatan
belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujutnya efisiensi dan efektivitas
kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.
Peserta
didik adalah salah satu komponen pendidikan yang menempati posisi sentral dalam
proses belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak
yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya
secara optimal. Siswa atau peserta didik akan menjadi faktor penentu, sehingga
menuntut dan mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan
belajarnya. Jadi dalam proses belajar mengajar yang diperhatikan pertama kali
adalah siswa atau peserta didik, bagaimana keadaan dan kemampuannya, baru
setelah itu menentukan komponen-komponen yang lain. Apa bahan yang diperlukan,
bagaimana cara yang tepat untuk bertindak,
alat dan fasilitas apa yang cocok dan mendukung, semua itu harus disesuaikan
dengan keadaan / karakteristik siswa. Itulah sebabnya siswa atau peserta didik
merupakan subjek belajar.
Permasalahan
yang berkaitan dengan hasil belajar siswa di kelas, guru harus jeli dan bisa
mencari jalan keluarnya, tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dialami oleh
siswa. Karena akibatnya akan patal dan menghambat perkembangan intelektual
siswa dalam proses pembelajaran. Jalan keluar, dalam mengatasi masalah belajar
siswa adalah guru harus mampu menerapkan strategi baru yang mudah dipelajari,
dipahami, dan disenangi oleh siswa. Strategi baru yang akan diterapkan disini
adalah penggunaan teknik-teknik pembelajaran kooperatve learning yaitu Turnamen
Game Team (TGT) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas VI (enam) SD, karena teknik-teknik
pembelajaran kooperatif Turnamen Game Team (TGT) dianggap mudah dipelajari dan
bisa dipergunakan untuk semua usia anak didik.
Pendekatan
pembelajaran tradisional yang diterapkan selama ini cenderung kurang
memperhatikan potensi yang dimiliki oleh siswa atau peserta didik. Kalaulah
kita perhatikan, ketika anak belajar di TK, anak-anak begitu antusias, gembira,
dan alami. Sifat keingintahuan mereka sangat tinggi, mereka bertanya dan ingin
mencoba segala hal yang baru dilihatnya. Namun semangat belajar mereka menurun
seiring dengan meningkatnya jenjang pendidikan mereka. Terlebih pada saat
mereka di perguruan tinggi, mereka
menjadi lebih pendiam bahkan cenderung menjadi pasif. Termasuk dalam
permasalahan pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS memiliki
peran yang penting dalam kehidupan umat manusia. IPS menjadi pembantu dalam
upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai bermartabat. Menyadari
betapa pentingnya peran IPS dalam kehidupan umat manusia, maka sangat penting
pula bagi siswa untuk memahami nilai-nilai IPS.
Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) termasuk komponen utama mata pelajaran dalam pendidikan, tidak hanya
menyajikan pengetahuan sosial semata-mata, melainkan juga membina siswa menjadi
warga masyarakat dan warga Negara yang memiliki tanggung jawab. Maka pokok bahasan
yang disajikan, tidak hanya terbatas pada materi yang bersifat pengetahuan
melainkan juga meliputi nilai-nilai yang wajib melekat pada diri siswa sebagai
warga masyarakat dan warga Negara.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan salah satu mata pelajaran utama yang diberikan mulai dari jenjang
Pendidikan Dasar, Menengah, dan bahkan
sampai ke perguruan tinggi. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan di sekolah yang mengkaji berbagai peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan masalah sosial. Melalui mata pelajaran IPS,
siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,
patriotis, bertanggung jawab, dan menjadi warga dunia yang cinta damai
sebagaimana yang telah dirumuskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003.
Berdasarkan
pengamatan dan pengalaman peneliti sebagai guru IPS di kelas VI, menunjukkan
bahwa motivasi dan hasil belajar IPS siswa masih tergolong rendah. Hal ini
terlihat dari gejala antara lain :
1) Dari 40 0rang siswa, hanya 19 orang siswa yang
mencapai nilai criteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu
65 (data terlampir), 2) Kurangnya
keinginan siswa untuk mengajukan pertanyaan atau mengemukakan pendapatnya dalam
proses pembelajaran di kelas, dari 40 orang siswa hanya beberapa orang saja
yang bertanya, bahkan siswa yang sering bertanya siswa itu-itu saja, 3)
Kurangnya kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran, hal ini
terlihat dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran, dari 40
siswa hanya 15 orang yang dapat mengerjakan dengan cepat dan benar, 4) Kurangnya perhatian siswa terhadap materi
yang disampaikan oleh guru, hal ini terlihat dari adanya sebagian siswa yang
sering ribut atau bercerita dengan teman sebangku ketika guru menjelaskan
materi pembelajaran di kelas.
Untuk
memperoleh hasil belajar yang diinginkan dalam pembelajaran IPS diperlukan
pendekatan atau model pembelajaran yang dapat mengoptimalkan proses
pembelajaran sehingga siswa benar-benar belajar dan memaknai pembelajarannya.
Model pembelajaran yang digunakan guru selama ini jarang melibatkan pengetahuan
dan pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa. Guru sudah berusaha semampunya
untuk menggunakan model pembelajaran yang belum perna dilakukannya seperti
membentuk kelompok belajar. Pada proses pembelajaran kelompok ini siswa belum
dapat bekerja sama dengan baik dalam
kelompoknya khususnya bagi siswa yang berkemampuan rendah. Siswa yang
berkemampuan tinggi tetap tidak mau mengajarkan temannya yang berkemampuan
rendah. Sehingga hasil belajar yang baik hanya diperoleh oleh siswa yang
berkemampuan tinggi. Seharusnya, dalam pembelajaran kooperatif, setiap anggota
kelompok harus saling membantu, yang cepat harus membantu yang lemah. Selain
itu, siswa masih ditempatkan sebagai objek, dalam belajar guru masih
ditempatkan sebagai subjek, atau guru masih ditempatkan sebagai sumber belajar,
guru kurang memotivasi siswa dalam belajar. Keadaan situasi belajar seperti ini
sedikit banyaknya akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Memperhatikan
masalah di atas peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif yang
melibatkan seluruh siswa dengan mengimplementasikan keterampilan kerja kelompok
dalam pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi
dalam pembelajaran yang mendorong siswa aktif bertukar pikiran sesame temannya
dalam memahami suatu topic pelajaran. Dalam kelompok kooperatif siswa belajar
bersama, saling membantu, dan berdiskusi, serta bersama-sama dalam
menyelesaikan suatu kegiatan belajar. Siswa selalu berusaha hadir dalam kelas
secara teratur, berusaha keras untuk membantu dan mendorong semangat
teman-teman sekelompoknya untuk sama-sama berhasil. Dengan demikian
pembelajaran kooperatif dapat memacu semangat siswa saling membantu dalam
memecahkan masalah dalam pembelajaran.
Salah
satu usaha guru yang dapat dilakukan adalah menerapkan strategi pembelajaran
yang bertujuan mengaktifkan siswa yaitu supaya siswa mau bertanya tentang
materi yang sedang dipelajari terlebih dahulu kepada teman sekelompoknya.
Bersemangat untuk mengerjakan latihan serta mempunyai rasa tanggung jawab
dengan tugas dan kelompoknya. Maka perluh digunakan pembelajaran kooperatif.
Saat ini pembelajaran kooperatif semakin berkembang. Salah satu pembelajaran
kooperatif yang mudah dipelajari dan bisa dipergunakan untuk semua usia anak
didik adalah tife Turnamen Game Team (TGT).
Slavin (2008; 167) menyatakan
bahwa Turnament Game Team (TGT) dapat memberikan kesempatan kepada guru untuk
menggunakan kompetisi dalam suasana yang konstruktif / positif. Para siswa menyadari bahwa kompetisi
merupakan sesuatu yang mereka hadapi setiap saat, tetapi Turnament Game Team
(TGT) memberikan mereka peraturan dan strategi untuk bersaing sebagai individu
setelah menerima bantuan dari teman kelompok mereka. Mereka membangun
ketergantungan atau kepercayaan diri dalam tim asal mereka yang memberikan
kesempatan kepada mereka untuk merasa percaya diri ketika mereka bersaing dalam
turnament.
Dengan penerapan Turnament Game Team
(TGT) akan meningkatkan daya saing siswa sehingga suasana kelas akan
menjadi lebih hidup. Artinya dengan Turnament Game Team (TGT) timbul semangat
setiap siswa untuk memperhatikan potensi yang dimilikinya agar dapat memperoleh
skor secara individu maupun untuk kelompoknya masing-masing. Semangat yang
ditimbulkan akan berpengaruhterhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyerap
meteri yang disampaikan guru, yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil
belajar siswa.
Menyadari permasalahan-permasalahan
sebelumnya, peneliti ingin melakukan suatu penelitian tindakan sebagai upaya
dalam melakukan perbaikan terhadap pembelajaran dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Learning Turnament Game Team (TGT) untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belar Siswa Kelas VI, SD Negeri 021 Keritang Kabupaten
Indragiri Hilir.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS antara lain disebabkan :
1.
Model pembelajaran kelompok yang diterapkan
guru selama ini belum mengikuti langkah-langkah pembelajaran kelompok
sebagaimana yang diterapkan para ahli yang melibatkan seluruh siswa. Sehinggah
siswa yang pintar dominan memilih anggota kelompoknya yang sama-sama pintar.
Hal ini menyebabkan tidak meratanya pembagian kelompok, atau kelompoknya belum
heterogen.
2.
Motivasi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran IPS masih rendah.
3.
Tidak terjadi persaingan antar siswa dalam
pembelajaran, karena yang aktif hanya siswa yang berkemampuan intelektual
tinggi. Sedangkan siswa yang kemampuannya rendah masih pasif.
4.
Siswa yang berkemampuan tinggi tidak peduli
dengan anggota kelompoknya, ia cenderung mengerjakan tugas kelompoknya sendiri
tanpa menghiraukan teman-temannya.
5.
Guru cenderung mengejar target penyampaian
materi pelajaran, sehinggah lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam
proses pembelajaran yang membuat siswa pasif.
6.
Dalam kerja kelompok cenderung hanya
mengharapkan siswa yang pintar untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari
kelompok lain.
7.
Rendahnya hasil belajar siswa.
C.
Pembatasan Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah, penelitian ini hanya dibatasi pada penerapan model
pembelajaran kooperatif tife Turnamen Game Team (TGT) untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa kelas VI, SD Negeri 021 Keritang Kabupaten
Indragiri Hilir.
D.
Perumusan Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah, selanjutnya peneliti merumuskan permasalahan yang akan
diteliti. Hal ini berguna agar peneliti lebih terarah dam menuju sasaran yang
diharapkan. Masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Apakah
penerapan model pembelajaran kooperatif tife Turnamen Game Team(TGT) dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VI, SD Negeri 021 Keritang Kabupaten
Indragiri Hilir ?
2.
Apakah penerapan model pembelajaran
kooperatif Turnamen Game Team (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI, SD
Negeri 021 Keritang Kabupaten Indragiri Hilir ?
E.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas VI, SD Negeri 021 Keritang Kabupaten Indragiri Hilir,
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Turnamen Game Team (TGT).
2. Meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VI, SD Negeri 021 Keritang Kabupaten Indragiri Hilir,
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Turnamen Game Team (TGT).
F. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagi penulis sendiri, sebagai peneliti sekaligus
guru mata pelajaran IPS di SD Negeri 021 Keritang Kabupaten Indragiri Hilir
untuk peningkatan dan pengembangan profesionalisme sebagai seorang guru mata
pelajaran IPS.
2.
Bagi siswa kelas VI, SD Negeri 021 Keritang Kabupaten
Indragiri Hilir sebagai subjek penelitian yang berimplikasi langsung terhadap
perbaikan atau peningkatan motivasi dan hasil belajar selama proses
pembelajaran IPS.
3.
Bagi SD Negeri 021 Keritang Kabupaten Indragiri
Hilir, sebagai salah satu masukan dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran
dan meningkatkan mutu pembelajaran terutama pada pembelajaran IPS.
4.
Guru bidang studi IPS sebagai bahan masukan
untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pelajaran IPS sehingga dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS siswa.
5.
Sebagai pedoman atau landasan berpijak bagi
peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang peningkatan motivasi dan hasil
belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Turnamen Game Team (TGT) dengan memanfaatkan
temuan penelitian ini.
6.
Untuk pengembangan Ilmu Pengetahuan khususnya
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar