Sabtu, 09 Juni 2012

Perancangan Media Pembelajaran


TUGAS INDIVIDU

PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

DOSEN PENGAMPUH :
 Dr. INDRATI KUSUMANINGRUM, M.Pd

BAB I
 ASPEK TEORETIS

1.     Teori Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a.   Hakikat IPA

           
Sains  menurut  Depdiknas (2004:3)  adalah  ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena di alam semesta.  Sains  memperoleh  kebenaran tentang  fakta dan fenomena alam melalui kegiatan empirik yang dapat diperoleh melalui eksperimen laboratorium atau alam bebas. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Carin & Sund (1985:4) “Science is the system of knowing about the universe through data collected by observation and controlled experimentation”. Sains adalah sebuah sistem pengetahuan tentang alam semesta melalui kumpulan data dari observasi atau eksperimen.

            Collete & Chiapetta (1994:30) menyatakan pendapatnya tentang sains, yaitu: “science should viewed as a way thinking in the pursuit of understanding nature, as the way investigation claim about phenomena, and as a body of knowledge that has resulted from inquiry”. Bahwa sains harus dipandang sebagai suatu cara berpikir dalam upaya memahami alam, sebagai suatu cara penyelidikan tentang gejala, dan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang didapatkan dari proses penyelidikan. Sains disini adalah suatu cara berpikir dan cara penyelidikan untuk mencapai suatu ilmu pengetahuan tentang alam.

                Dalam Trianto (2007:102), IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapan
nya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang
 melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut
sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka,
jujur dan sebagainya. Lebih lanjut dinyatakan bahwa ada tiga kemampuan dalam IPA yaitu:                                                                                                                                                                 
1.  Kemampuan mengetahui  yang diamati
2.  kemampuan memprediksi apa yang belum diamati dan kemampuan untuk menguji
tindak lanjut                                                                                                                          
3.  dikembangkannya sikap ilmiah.

            Sumaji, dkk (1998:31) menyatakan bahwa sains adalah suatu disiplin ilmu yang terdiri atas physical sciences dan life sciences. Termasuk dalam physical sciences adalah ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika, sedangkan life sciences meliputi biologi, zoologi dan fisiologi.

            Menurut BSNP (2006:1), Karakteristik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat dilihat melalui dua aspek yaitu biologis dan fisis. Aspek biologis, mata pelajaran IPA mengkaji berbagai persoalan yang berkait dengan berbagai fenomena pada makhluk hidup pada berbagai tingkat organisasi kehidupan dan interaksinya dengan faktor lingkungan, pada dimensi ruang dan waktu. Untuk aspek fisis, IPA memfokuskan diri pada benda tak hidup, mulai dari benda tak hidup yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari seperti air, tanah, udara, batuan dan logam, sampai dengan benda-benda di luar bumi dalam susunan tata surya dan sistem galaksi di alam semesta.

            Masih menurut BSNP (2006:1), untuk aspek kimia, IPA mengkaji berbagai fenomena/gejala kimia baik pada makhluk hidup maupun pada benda tak hidup yang ada di alam semesta. Ketiga aspek tersebut, ialah aspek biologis (biotis), fisis, dan khemis, dikaji secara simultan sehingga menghasilkan konsep yang utuh yang menggambarkan konsep-konsep dalam bidang kajian IPA. Khusus untuk materi Bumi dan Antariksa dapat dikaji secara lebih dalam dari segi struktur maupun kejadiannya.

            Dalam penerapannya, IPA juga memiliki peranan penting dalam perkembangan peradaban manusia, baik dalam hal manusia mengembangkan berbagai teknologi yang dipakai untuk menunjang kehidupannya, maupun dalam hal menerapkan konsep IPA dalam kehidupan bermasyarakat, baik aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan. Oleh karena itu, struktur IPA juga tidak dapat dilepaskan dari peranan IPA dalam hal tersebut.

            Osborne & Dillon (2008) menyatakan “…that the primary goal of science education cannot be simply to produce the next generation of scientist.” Bahwa tujuan utama dari pendidikan IPA tak hanya sesederhana memproduksi generasi ilmuan di masa yang akan datang saja. Lebih lanjut dikemukakan “ … and that this needs to be an education that will develop an understanding of the major explanatory themes that science has to offer and contribute to their ability to engage critically with science in their future lives.” Yang secara singkat berarti ilmu pengetahuan ini dibutuhkan untuk mengembangkan pengertian anak tentang berbagai penjelasan peristiwa di alam dan juga memberikan kontribusi terhadap kemampuan anak di masa yang akan datang.

            Hakikat IPA yang dinyatakan oleh Sri Sulistyorini (2007:9) dapat dipandang dari segi produk, proses dan pengembangan sikap. Artinya, belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil (produk) dan dimensi pengembangan sikap ilmiah. Ketiga dimensi tersebut bersifat saling terkait. Ini berarti proses belajar mengajar IPA seharusnya mengandung ketiga dimensi tersebut.

                        Sedangkan hakikat IPA menurut Depdiknas (2006) meliputi empat unsur utama yaitu:
1.    Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat   yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended;
2.    Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan;
3.    Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum;
4.   Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

            Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMP/MTs, meliputi bidang kajian energi dan perubahannya, bumi antariksa, makhluk hidup dan proses kehidupan, dan materi dan sifatnya yang sebenarnya sangat berperan dalam membantu peserta didik untuk memahami fenomena alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan ciri: objektif, metodik, sistematis, universal, dan tentatif.

                  Kesimpulan dari beberapa definisi diatas bahwa IPA adalah sebuah proses memperoleh kebenaran tentang fakta dan fenomena alam yang meliputi aspek biologi, fisis dan khemis. Sedangkan hakikat IPA dapat dipandang sebagai sikap, proses, produk serta aplikasi pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari yang keseluruhannya saling terkait secara erat.

b.   Pembelajaran IPA

                        Pembelajaran   sering  juga  disebut   dengan  belajar  mengajar  sebagai  terjemahan dari  istilah “instructional”  yang  terdiri  atas  dua  kata  yaitu belajar dan mengajar.  Belajar adalah suatu proses yang ditandai  dengan  adanya perubahan pada diri seseorang. Sesuai yang dinyatakan Nana Sujana (2004:28), Perubahan  sebagai  hasil  dari  proses  belajar  dapat ditunjukkan  dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada dalam individu.

                        Pembelajaran  adalah  suatu  kombinasi  yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2007:57). Pembelajaran bisa juga diartikan sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru, dimana pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa agar siswa dapat belajar dengan lebih aktif (Dimyati dan Mudjiono, 2002:113 ).

            Menurut Syaiful Sagala (2007:63) pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa untuk sekedar mendengar, mencatatkan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan
proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu akan dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.

            Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi memberikan pengertian bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

            Kegiatan pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana” tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah. Metode ilmiah dalam mempelajari IPA itu sendiri telah diperkenalkan sejak abad ke-16 (Galileo Galilei dan Francis Bacon) yang meliputi mengidentifikasi masalah, menyusun hipotesa, memprediksi konsekuensi dari hipotesis, melakukan eksperimen untuk menguji prediksi, dan merumuskan hukum umum yang sederhana yang diorganisasikan dari hipotesis, prediksi, dan eksperimen (Pusat Kurikulum, 2006).

            Dalam belajar IPA peserta didik diarahkan untuk membandingkan hasil prediksi peserta didik dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, yang didasarkan pada metode ilmiah. Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat”, hal ini akan membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

            Keterampilan dalam mencari tahu atau berbuat tersebut dinamakan dengan keterampilan proses penyelidikan atau “inquiry skills” yang meliputi mengamati, mengukur, menggolongkan, mengajukan pertanyaan, menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen untuk menjawab pertanyaan, mengklasifikasikan, mengolah, dan menganalisis data, menerapkan ide pada situasi baru, menggunakan peralatan sederhana serta mengkomunikasikan informasi dalam berbagai cara, yaitu dengan gambar, lisan, tulisan, dan sebagainya. Melalui keterampilan proses dikembangkan sikap dan nilai yang meliputi rasa ingin tahu, jujur, sabar, terbuka, tidak percaya tahyul, kritis, tekun, ulet, cermat, disiplin, peduli terhadap lingkungan, memperhatikan keselamatan kerja, dan bekerja sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya:

1.   Memberikan pengalaman pada peserta didik sehingga mereka kompeten melakukan pengukuran berbagai besaran fisis,
2.   Menanamkan pada peserta didik pentingnya pengamatan empiris dalam menguji suatu pernyataan ilmiah (hipotesis). Hipotesis ini dapat berasal dari pengamatan terhadap kejadian sehari-hari yang memerlukan pembuktian secara ilmiah,
3.  Latihan berpikir kuantitatif yang mendukung kegiatan belajar matematika, yaitu sebagai penerapan matematika pada masalah-masalah nyata yang berkaitan dengan peristiwa alam,
4. Memperkenalkan dunia teknologi melalui kegiatan kreatif dalam kegiatan perancangan dan pembuatan alat-alat sederhana maupun penjelasan berbagai gejala dan keampuhan IPA dalam menjawab berbagai masalah.

            Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses belajar yang dibangun oleh guru ini diharapkan mampu membangun karakteristik mental siswa dan juga keaktifan siswa dalam memperoleh pengetahuan yang mereka butuhkan. Sedangkan pembelajaran IPA di fokuskan pada proses inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik mendapatkan pemahaman tentang gejala-gejala yang terjadi di alam sekitarnya.
                               
2.   Teori Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ’tengah’, ’perantara’ atau ’pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.

Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Djamarah, 2002: 137). Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 17). Jadi, media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan pengajaran tercapai.

Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa. Selain itu media juga harus merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru.

2.1.     Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton (dalam Depdiknas, 2003) mengidentifikasikan beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu:

·            Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
·            Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
·            Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
·            Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
·            Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
·            Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
·            Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar.
·            Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Fungsi media pembelajaran antara lain:
·         Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar.
·        Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belajar mengajar.
·         Mendorong motivasi belajar.
·         Menambah variasi dalam penyajian materi.
·         Menambah pengertian nyata tentang suatu pengetahuan.
·          Memungkinkan siswa memilih kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya.
·       Mudah dicerna dan tahan lama dalam menyerap pesan-pesan  (informasinya sangat membekas dan tidak mudah lupa) (Rohani, 1997:9).
2.2.     Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya.

a.   Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri fiksatif, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

b.   Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Suatu kejadian dapat dipercepat dan dapat juga diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video.

c.   Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

2.3. Klasifikasi Media Pembelajaran
            Menurut Oemar Hamalik (1985:63) ada empat klasifikasi media pengajaran yaitu:
1.   Alat-alat visual yang dapat dilihat.
2.   Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar.
3.   Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar.
4.   Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagainya.

3.  Pengajaran Berbantuan Komputer (PBK)
Pengajaran Berbantuan Komputer (PBK), diadopsi dari istilah Computer Aided Instruction (CAI). CAI merupakan istilah yang paling sering digunakan disamping istilah Computer Based Instruction (CBI), Computer Assisted Learning (CAL), Computer Based Education (CBE) dan lainnya. Istilah CAI lebih banyak digunakan di kalangan pendidik di Amerika Serikat, sedangkan istilah CAL digunakan di negara-negara Eropa.

A.      Definisi Pengajaran Berbantuan Komputer
Pengajaran Berbantuan Komputer adalah aplikasi komputer sebagai bagian integral dalam sistem pembelajaran terhadap proses belajar dan mengajar yang bertujuan membantu siswa dalam belajarnya bisa melalui pola interaksi dua arah melalui terminal komputer maupun multiarah yang diperluas melalui jaringan komputer (baik lokal maupun global) dan juga diperluas fungsinya melalui interface (antarmuka) multimedia (Emithu, 2010).

Istilah CAI umumnya menunjuk pada semua software pendidikan yang diakses melalui komputer dimana siswa dapat berinteraksi dengannya. Sistem komputer menyajikan serangkaian program pengajaran kepada siswa baik berupa informasi maupun latihan dan soal-soal untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu dan siswa melakukan aktivitas belajar dengan cara berinteraksi dengan sistem komputer. Materi pelajaran dapat disajikan program CAI melalui berbagai metode seperti: drill and practice, tutorial, simulasi, games, problem-solving, dan lain sebagainya (Heinich et al, 1993).

B.      Jenis Pengajaran Berbantuan Komputer
Jenis-jenis Pengajaran Berbantuan Komputer adalah sebagai berikut:
1.   Tutorial
Tutorial bertujuan untuk menyampaikan atau menjelaskan materi tertentu dimana komputer menyampaikan materi, mengajukan pertanyaan dan memberikan umpan balik sesuai dengan jawaban siswa.
Dalam menyajikan materi, tutorial dapat dibedakan menjadi Tutorial Linier dan Tutorial Bercabang. Tutorial Linier menyajikan suatu topik ke topik berikutnya sesuai urutan yang telah ditetapkan oleh pemrogram, sehingga siswa tidak dapat memilih materi pembelajaran sesuai keinginan dan kemampuannya. Tutorial Bercabang perbedaan individu diperhatikan dengan memberikan kebebasan pada siswa untuk mempelajari materi sesuai keinginan dan kemampuannya. Penyajian materi dan topik pada Tutorial Bercabang menyesuaikan dengan pilihan dan kemampuan siswa. Tutorial Bercabang memiliki kelebihan dibanding Tutorial Linier, karena:
1.  Siswa dapat menentukan materi yang akan dipelajari.
2. Pembelajaran lebih menarik, kreatif, dan fleksibel.
3. Pembelajaran lebih efektif.
Ciri-ciri Model Tutorial :
·            Pendahuluan
·            Pokok Materi
·            Jenis balikan atau Respon
·            Deteksi Jawaban Salah dan Benar
·            Soal Formatif atau UTS
·            Hasil

2.   Drill And Practice (Latihan dan Praktik)
Latih dan praktik dapat diterapkan pada siswa yang sudah mempelajari konsep (kemampuan dasar) dengan tujuan untuk memantapkan konsep yang telah dipelajari, dimana siswa sudah siap mengingat kembali atau mengaplikasikan pengetahuan yang telah dimiliki.

3.   Simulasi
Simulasi digunakan untuk memperagakan sesuatu (keterampilan) sehingga siswa merasa seperti berada dalam keadaan yang sebenarnya. Simulasi banyak digunakan pada pembelajaran materi yang membahayakan, sulit, atau memerlukan biaya tinggi, misalnya untuk melatih pilot pesawat terbang atau pesawat tempur.

4.   Permainan (Game)
Jenis permainan ini tepat jika diterapkan pada siswa yang senang bermain. Bahkan, jika didesain dengan baik sebagai sarana bermain sekaligus belajar, maka akan lebih meningkatkan motivasi belajar siswa.


C.     Karakteristik Pengajaran Berbantuan Komputer
Karakteristik PBK terbagi atas dua bagian, yaitu:
a.   Karakteristik umum
Karakteristik umum adalah sifat umum yang ada di setiap model pembelajaran,      sehingga masing-masing model pun selalu ada dan melekat pada karakteristik umum ini.
b.   Karakteristik khusus
     Karakteristik khusus adalah karakteristik pengajaran berbantuan komputer yang   mengacu pada masing-masing model. Sehingga akan didapatkan karakteristik yang berbeda-beda pada masing-masing model pembelajaran.
D.     Kriteria Pengajaran Berbantuan Komputer yang baik
     Northwest Regional Educational Laboratory menetapkan 21 kriteria suatu pengajaran berbantuan komputer dikatakan baik, yaitu:
·      Isi harus tepat.
·      Memuat nilai pendidikan.
·      Memuat nilai-nilai yang baik.
·      Bebas dari ras, etnis, seks dan steriotip lainnya.
·      Tujuan (pembelajaran) dinyatakan dengan baik.
·      Isi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
·      Penyampaian materi jelas.
·      Kesesuaian tingkat kesukaran, kesesuaian penggunaan warna, suara dan grafis.
·      Kesesuaian tingkat motivasi.
·      Menantang kreativitas siswa.
·      Umpan balik efektif.
·      Kontrol di tangan siswa.
·      Materi sesuai dengan pengalaman belajar siswa sebelumnya.
·      Materi dapat digeneralisasikan.
·      Program harus sempurna.
·      Program ditata dengan baik.
·      Pengaturan tampilan efektif.
·      Pembelajaran jelas.
·      Membantu dan memudahkan guru.
·      Sesuai dengan perkembangan teknologi komputer.
·      Program sudah diuji cobakan.

E.  Kelebihan Pengajaran Berbantuan Komputer
1.   Meningkatkan interaksi
Interaksi disini adalah aktivitas pertukaran informasi antara komputer dengan penggunanya dalam hal ini siswa. Ketika komputer menampilkan suatu pesan, maka siswa harus meresponnya. Karena kerja komputer berdasarkan respon yang diberikan siswa, maka pelajaran dalam PBK terikat langsung oleh respon yang diberikan siswa. Dengan PBK maka interaksi antara siswa dengan materi lebih banyak karena siswa langsung menyimak materi tanpa ada rasa takut, terlalu cepat dan sebagainya.
2.   Individualisasi
Individualisasi diawali dengan pre test, dimana pre test ini digunakan untuk mengetahui bahwa siswa telah memiliki kemampuan prasyarat yang dibutuhkan untuk kesuksesan belajar siswa selanjutnya. Individualisasi digunakan untuk membuat pelajaran lebih menarik, lebih relevan, dan lebih efisien.
3.   Efektivitas biaya
Salah satu alasan kuat digunakannya PBK adalah masalah administrasi, karena penggunaan pelayanan dalam PBK tidak membutuhkan kehadiran seorang guru, PBK dapat digunakan di malam hari, hari-hari libur yang dimana biasanya guru tidak bisa hadir. Dengan kata lain waktunya bisa kapan saja.
4.   Motivasi
Banyak siswa yang menganggap bahwa PBK sangat menarik perhatian mereka, walaupun alasan ketertarikan mereka terhadap PBK sangat beragam. Beberapa siswa mengatakan bahwa belajar dengan mesin sangat berbeda dengan belajar dengan guru. Siswa lain mengatakan mereka menyukai PBK karena mereka tertarik pada komputer sehingga pembelajaran menjadi efisien, atau dengan PBK maka proses pembelajaran dapat dikendalikan oleh tingkat kemampuan siswa.
5.   Umpan balik
Umpan balik lebih cepat diterima dalam penggunaan PBK dibandingkan media lain yang sulit atau tidak bisa menerima umpan balik, jawaban siswa bisa dievaluasi dengan cepat. Kemampuan komputer untuk mengevaluasi dan merespon lebih cepat dibandingkan kemampuan instruktur. Kemampuan ini membuat PBK efektif dan efesien.
6.   Keutuhan pelajaran
Dengan PBK beberapa bentuk aktivitas seperti membaca, melihat video tape dapat ditampilkan dalam satu layar. Melalui PBK dapat meyakinkan bahwa topik-topik akan disajikan secara utuh.
7.   Kendali peserta belajar
Salah satu hal yang menarik dari siswa dan PBK adalah terjaminnya kewenangan penuh (otoritas) siswa dalam mengambil keputusan-keputusan penting selama proses instruksional untuk memperbesar hasil belajar individu. Siswa dapat menentukkan topik-topik apa saja yang disukai dan siswa bebas untuk memilih untuk memulai pelajaran.

E.     Kekurangan Pengajaran Berbantuan Komputer
Kekurangan PBK di antaranya adalah sebagai berikut:
·         Sangat bergantung pada kemampuan membaca dan keterampilan visual siswa.
·         Membutuhkan tambahan keterampilan pengembangan di luar keterampilan yang dibutuhkan untuk pengembangan pembelajaran yang lama.
·         Memerlukan waktu pengembangan yang lama.
·         Kemungkinan siswa untuk belajar secara tak sengaja menjadi terbatas.
·         Hanya bertindak berdasarkan masukan yang telah terprogram sebelumnya, tidak dapat bertindak secara spontan.

BAB II
ANALISIS KELAS
A.     Analsis Siswa
Media yang dirancang dalam makalah ini adalah media untuk pembalajaran IPA dengan Materi Pokok Alat Pernapasan Manusia. Adapun jumlah murid adalah 40 orang. Dari seluruh murid tersebut dilakukan analisis sebagai berikut :
a.   Jenis kelamin
Laki-laki                          :  18    orang
Perempuan                       :  22    orang
b.   Usia                                  : 11 – 13 tahun
c.    Suku bangsa
      Bugis                                :  22   orang    
Melayu                             :    7   orang
Banjar                              :    6    orang
Jawa                                 :    3   orang
Minang                              :   2   orang
d.   Pengetahuan Awal :
Dari hasil ulangan Materi Pokok Alat Pernapasan Manusia didapat nilai sebagai berikut :
1.            12 orang > KKM ( KKM = 70)
2.            8 orang < KKM (Remedial)
3.            20 orang = KKM
4.            Motivasi Belajar
           Pada umumnya motivasi belajar mereka sedang hanya 12 orang mempunyai motivasi yang tinggi. Hal ini bisa dilihat dari kebiasaan mengerjakan tugas dan PR sehari-hari.
f.   Kemampuan menggunakan komputer
Baru sebahagian murid kelas V (lima) SDN 021 Pengalihan yang sudah mampu mengoperasikan computer misalnya dalam pengetikan Microsoft Office Word, dan Microsoft Office Excel.
B.  Standar Kompetens, Kompetensi Dasar , Indikator,Tujuan Pembelajaran
I.           Standar Kompetensi            :
·      Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
II.         Kompetensi Dasar
·      Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia.
III.      Indikator
·      Menyebutkan bagian tubuh yang berperan sebagai pernapasan
IV.     Tujuan Pembelajaran    :
·      Siswa dapat Menyebutkan bagian tubuh yang berperan sebagai pernapasan
3.       Media Yang Paling Tepat
Media yang paling tepat digunakan pada materi Alat Pernapasan Manusia adalah media berupa animasi melalui komputer (melalui Proyektor dalam memfokuskan power point yang dirancang oleh guru), karena melalui media ini murid akan lebih termotivasi dan bisa membangun pengetahuan sendiri (sesuai dengan teori belajar kontruktivisme).


BAB III
PENUTUP
            Demikianlah perancangan media pembelajaran ini dibuat sedemikian rupa, semoga media ini dapat mempermudah pemahaman murid terhadap materi yang disampaikan. Adapun media berupa animasi power pointnya yang telah dibuat akan di lampirkan DIdalam blog : http://efendiusman.blogspot.com.
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
NamaSekolah              :  SDN 021 Pengalihan
Mata Pelajaran             :  I P A
Kelas  / Semester    :  V (lima) / 1

Stndar Kompetemsi
Kelas V, Semester 1

Kompetensi Dasar





   Kom   Plek Sitas
Sumber Daya Pendukung
Intake (Potensi Siswa)
Ketun Tasan
Kd
%
Pendidik
Sarana dan Prasarana
40-100
40-100
40-100
40-100
1.       Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
1.1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia
70
80
70
65
70

 LAMPIRAN :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Sekolah                                   :    SDN 021 Pengalihan
Mata Pelajaran                      :    SAINS
Kelas/Semester                       :    V/ 1
Materi Pokok                          :    Organ Tubuh Manusia dan Hewan
Waktu                                     :    2 x 35 menit (1 X pertemuan)
Metode                                    :    Ceramah dan praktek

I.         Standar Kompetensi       :
·    Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan

II.        Kompetensi Dasar
·     Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia.


III.       Indikator
      ·     Menyebutkan bagian tubuh yang berperan sebagai pernapasan

IV.        Tujuan Pembelajaran    :
·      Siswa dapat Menyebutkan bagian tubuh yang berperan                                                                    sebagai pernapasan
·      Siswa dapat Memahami istilah dari
-   Diagfragma
-   Gelambir
-   Pleura
-   Bronkus
- Alveolus

 Karakter yang  diharapkan :  Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan                                                 perhatia  Dan Ketelitian ( carefulness)

 V.       Materi Pokok
·       Alat pernapasan manusia
·       Materi Esensial
·      Alat Pernapasan Pada Manusia  

 VI.      Metode
·     Ceramah dan praktek


 VII.     Media Belajar
·      Buku  SAINS SD Relevan Kelas V
·      Stoples plastik bening besar Pipa kecil bercabang tiga, Plastisin, Karet gelang, Sedotan, Tiga balon kecil,                    Lakban, Gunting, Silet.

 VIII.      Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
Pertemuan ke-1
A.         A.     Kegiatan Awal
   Apersepsi  dan Motivasi :
·         Menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan kompetensi yang diharapkan

5  (menit)
B.          
  B.     Kegiatan Inti
1.          Eksplorasi
         Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a.    Siswa dapat Memahami peta konsep tentang alat pernapasan
b.   Menyebutkan bagian tubuh yang berperan sebagai pernapasan
§  Paru-paru
§  Hidung
§  Tenggorokan
c.    Memahami istilah dari
-       Diagfragma
-       Gelambir
-       Pleura
-   Bronkus
-   Alveolus
d.     Memahami proses pernapasan
e.     Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
f.      Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

2.   Elaborasi
   Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a.   Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui     tugas-tugas tertentu yang bermakna;
b.   Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan    lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
c.   Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
d.   Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
e.   Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

   3.    Konfirmasi
   Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a.      Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
b.     Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan

                                                                                                                                                                                

60 (menit)
    C.    Penutup
Mengulang proses pernapasan

(5 menit)
Pekerjaan Rumah










                                   







          IX.       Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal
Mengidentifikasi alat pernapasan pada manusia.


Membuat model alat pernapasan manusia dan mendemonstrasikan cara kerjanya.




Tugas Individu
dan Kelompok


Laporan dan Unjuk kerja





Jelaskanlah alat pernapasan pada manusia.


Buatkanlah model alat pernapasan manusia dan mendemonstrasikan cara kerjanya.

        FORMAT KRITERIA PENILAIAN
  &   Produk ( hasil diskusi )
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1


  &    Performansi
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.



2.



3.
Pengetahuan



Praktek



Sikap
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan

* aktif  Praktek
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif

* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1

4
2
1

4
2
1







No
Nama Siswa
Performan
Pro duk
Jml
Skor
Nilai
Pengetahuan
Praktek
Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.







  
 &      LEMBAR PENILAIAN
  CATATAN :
@   Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
@    Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
       Reme


                                                          Pengalihan, April 2012 Mengetahui                                                                                                        
Kepala Sekolah                                Guru Mapel IPA




USMAN EFENDI, S.Pd.SD                         USMAN EFENDI, S.Pd.SD
NIP : 196612311988041002                          NIP. 196612311988041002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar