PROPOSAL PENELITIAN PJJ
PENDIDIKAN JARAK JAUH
A.
Pendahuluan
Dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia seutuhnya maka sangat dibutuhkan peran dunia
pendidikan untuk mencapai tujuan tersebut. Pertumbuhan penduduk yang meningkat
dan perkembangan ekonomi serta teknologi, membawa dampak perubahan dalam
pendidikan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Dewasa ini sistem pendidikan
jarak jauh telah berkembang pesat dan menjadi bagian integral dalam sistem
pendidikan modern. Berbagai negara di dunia telah menjadikan sistem pendidikan
jarak jauh ini sebagai salah satu alternatif dalam upaya memperluas kesempatan
masyarakat memperoleh pendidikan. Di Indonesia, penyelenggaraan sistem
pendidikan jarak jauh telah memiliki landasan legal formal dengan dimasukkannya
sistem ini ke dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional.
Seiring dengan pesatnya kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi, maka pendidikan
jarak jauhpun mengalami perkembangan. Dengan memanfaatkan teknologi
maka daya jangkaunya menjadi semakin luas, dan efektifitasnya dalam
menyampaikan materi pembelajaran juga semakin meningkat. Pada saat ini system
pendidikan jarak jauh telah mengintegrasikan pula berbagai jenis media yang
kemampuan interaktifnya semakin meningkat.
Dalam
penyelenggaraan Sistem Pendidikan Jarak Jauh (SPJJ), penggunaan media
tampaknya telah menjadi keharusan. Dapat dikatakan bahwa sebagian
besar bahan ajar pada SPJJ disampaikan melalui berbagai jenis media, baik cetak
maupun non cetak. Sepanjnag sejarah penyelenggaraan pendidikan jarak
jauh, media telah digunakan sebagai sarana penyampai materi
ajar. Adanya keterpisahan antara pengajar dengan peserta didik
, maka diperlukan media sebagai sarana komunikasi
yang menjembatani antara pengajar dengan peserta didik. Kehadiran media
inilah yang menjadi salah satu ciri kesamaan diantara institusi penyelenggara
SPJJ di semua tempat. Sementara yang membedakan institusi yang satu dengan yang
lain adalah pilihan jenis media yang digunakannya. Variasi penggunaan media
antar institusi penyelenggara PJJ sangat beragam mengingat banyaknya jenis
media yang bisa dimanfaatkan mulai media yang sederhana sampai yang canggih.
Berikut akan dibahas secara sekilas beberapa jenis media pembelajaran yang
sering digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauh (PJJ)
B. Definisi
Pendidikan Jarak Jauh
Beberapa
definisi yang diberikan para ahli menjelaskan bahwa sistem pendidikan jarak
jauh adalah:
1.
Suatu
bentuk pembelajaran mandiri yang terorganisasi secara sistematis, dimana
konseling, penyajian materi pembelajaran, dan penyediaan serta pemantauan
keberhasilan siswa dilakukan oleh sekelompok tenaga pengajar yang memiliki
tanggung jawab yang saling berbeda. Pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh
dengan menggunakan bantuan media (Dohmen, 1967)
2. Suatu bentuk pendidikan yang
meliputi beragam bentuk pembelajaran pada berbagai tingkat pendidikan yang
terjadi tanpa adanya penyediaan tutor secara langsung dan terus – menerus
terhadap siswa dalam suatu lokasi yang sama, namun memerlukan proses
perencanaan, pengorganisasian dan pemantauan dari suatu organisasi pendidikan,
serta penyediaan proses pembimbingan dan tutorial—baik dalam bentuk langsung
(real conversation) maupun simulasi (simulated conversation) (Holmberg, 1977).
3.
Suatu
metode untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
dikelola berdasarkan pada penerapan konsep ban berjalan (division of labor),
prinsip – prinsip organisasi, dan pemanfaatan media secara ekstensif terutama
dalam reproduksi bahan ajar, sehingga memungkinkan terjadinya proses
pembelajaran pada siswa dalam jumlah banyak pada saat bersamaan dimanapun
mereka berada. Merupakan suatu bentuk industri belajar dan pengajaran (peters,
1973)
Dari berbagai pendapat para ahli
dapat disimpulkan secara umum bahwa sistem pendidikan jarak jauh didasarkan
pada keterpisahan antara siswa dan pengajar dalam ruang dan waktu, pemanfaatan (paket) bahan belajar
yang dirancang dan diproduksi secara sistematis, adanya komunikasi tidak terus
menerus antara siswa dengan siswa, tutor, dan organisasi melalui beragam media,
serta adanya penyediakan dan pemantauan yang intensif dari suatu organisasi
pendidikan.
C.
Model – Model Pendidikan Jarak Jauh
Pada
dasarnya terdapat 3 model penyelenggaraan system pembelajaran jarak jauh yang
sering dikenal dengan yaitu : single mode, dual mode, dan konsorium.
1. Model Tunggal (single mode)
Model single mode adalah institusi yang
secara khusus memberikan pelayanan kepada siswa secara jarak jauh .Pada umumnya
,institusi yang menerapkan single mode ini memiliki struktur organisasi yang
lengkap , mulai dari pengembangan bahan ajar, proses belajar, distribusi bahan
ajar dan evaluasi hasil belajar ,serta dilengkap dengan unit pendukung lainnya
yang dirancang untuk memberikan layanan pendidikan jarak jauh .contohnya CNED
2. Dua
Mode
Institusi yang menerapkan mode dual mode
adalah institusi yang menyelenggarakan pendidikan dalam dua cara dan tatap
muka. Penerapan mode dual mode ini apabila ditinjau dari faktor ketersediaan
tenaga pengajar cukup menguntungkan. Tenaga pengajar yang telah dimiliki oleh
institusi untuk mengajar secara tatap muka , dapat direkrut dan berperan
sebagai penyiapan bahan ajar ,proses pembelajaran (proses bantuan tutor
,konseling ) serta pelaksanaan evaluasi.
3.
Model Konsorsium
Model konsorsium dalam penyelenggaraan
pembelajaran jarak jauh adalah penyelenggraan pembelajaran jarak jauh yang
didasari atas kolaborasi beberapa institusi. Kolaborasi melibatkan institusi
dengan berbagai bidang keahlian seperti perancangan program, pengembangan bahan
ajar, proses pembelajaran ,distribusi bahan ajar ,dan evaluasi hasil belajar
.Dengan adanya kolaborasi ini maka tidak diperlukan pengadaan fasilitas atau keahlian
sumber daya manusia dalam berbagai bidang oleh institusi.
D.
Kendala Dalam Pelaksanaan Pendidikan Jarak Jauh
Tingginya kemungkinan gangguan
belajar. Karena sifat cara pendidikan jarak jauh ini merupakan belajar mandiri,
sehingga kemungkinan terjadi gangguan selama belajar sangat mungkin, hal ini
bergantung pada motivasi masing-masing pembelajar. Demikian pula dengan
kemungkinan terhentinya program pembelajaran.
E. Solusi
Dalam
mengatasi gangguan belajar ini, ada beberapa hal yang bisa dilakukan yaitu:
1. Meningkatkan Motivasi
Motivasi
belajar dapat timbul karena factor intrinsic, berupa hasrat dan keinginan
berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita – cita. Sedangkan faktor
ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan
kegiatan belajar yang menarik. Jika hal ini sudah tertanam pada diri si pembelajar
tentulah tidak akan terpengaruh dengan gangguan disekitarnya.
Orang
tua
Peran orang tua sangat
mempengaruhi tingkat keberhasilan pendidikan. Dukungan dan dorongan orang tua
akan memberikan semangat yang tinggi bagi anak – anak nya. Tidak ada salahnya
orang tua selalu memberikan pujian setiap keberhasilan yang di peroleh anak nya
setelah mengikuti proses pembelajaran. Sebagai orang tua harus bisa memberikan pandangan
kepada anaknya akan pentingnya pendidikan dan manfaatnya bagi masa depan
mereka.
1. Media belajar
Sebagai peserta
aktif dalam proses belajar mengajar, perilaku siswa juga harus berubah, siswa
harus mengubah perilaku dan pandangannya tentang belajar sebagai siswa jarak
jauh dibandingkan dengan pandangan dan perilakunya sebagai siswa dalam program
biasa. Mereka harus mau dan mampu menerima instruksi pengajaran. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Salomon (1990), ditemukan bahwa usaha mental dimana seorang
siswa terlibat dalam proses belajar tergantung media dan kemampun menyimpulkan
pesan / informasi yang disampaikan.
Pemanfaatan media pada pendidikan jarak jauh
Pembelian
dan perawatan peralatan-peralatan termasuk pelatihan bagi pengajar dan fasilitator
untuk menggunakan teknologi secara efektif tidak menjamin sebuah program jarak
jauh akan berhasil. Masih banyak faktor lain yang berpengaruh, seperti misalnya
peralatan yang mudah dioperasikan dan tradisi hirarkhi serta birokrasi yang
berubah karena teknologi baru. Pada kenyataannya banyak pengajar yang kurang
menguasai teknologi karena mereka adalah pengajar (lebih menitik beratkan pada
pengembangan potensi akademik daripada memotivasi dirinya untuk mengoperasikan
alat dan meningkatkan kemampuan manajerial/minimal dalam hal pengelolaan
kelas).
penyampaian program pendidikan jarak jauh
dikategorikan ke dalam enam tipe:
1. Menggunakan bahan-bahan cetakan (printed
materials)
2. Telecourses, rekaman program dengan
menggunakan video yang diproduksi sendiri maupun oleh agensi
tertentu yang dapat disiarkan melalui chanel televisi tertentu (misal program
pendidikan di TPI pada waktu lalu)
3. Teleclasses,
perkuliahan yang dilakukan secara interaktif (live program) melalui televisi
atau teknologi informasi (misalnya melalui teleconference). Siswa dapat
menelepon atau menghubungi pengajar untuk berinteraksi.
4.
Videocorse, materi dapadipelajari
melalui rekaman dalam video, CD R om, kaset, dll.
5. Mediacourse,
kombinasi beberapa komponen seperti CD Rom, artikel majalah/jurnal yang dapat
dihubungkan dengan sumbernya langsung (misalnya for further information,
contact us at email, call us toll free, hyperlink with, ) atau yang dikenal
dengan computer assisted learning. Perbedaannya dengan video course,
videocourse hanya merupakan rekaman program saja tanpa ada fasilitas hubungan
langsung dengan sumber.
6.
Online course, membutuhkan peralatan email dan
world wide web.
F.
Kesimpulan
Melihat uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa apakah program jarak jauh dapat dijadikan alternatif
pendidikan sangat tergantung kepada kesiapan Sumber Daya Manusia termasuk
mengubah mind set SDM yang terbiasa dengan pola mengajar tatap muka menjadi
jarak jauh, ketersediaan fasilitas, adaptasi teknologi dan perawatan peralatan,
ketersediaan biaya, rangkaian persiapan proses belajar mengajar yang sangat
kompleks serta kesiapan siswa. Ada kemungkinan kendala yang muncul dari sudut
pandang siswa yaitu bisa jadi tidak tersedianya teknologi di tempat siswa berada.
Jika kebutuhan pembelajaran sudah terpenuhi, motivasi pembelajar juga tinggi,
gangguan dalam belajar akan semakin berkurang karena proses pembelajaran jarak
jauh yang menggunakan media yang interktif akan membuat pembelajar focus dan
sibuk melakukan tugas yang diberikan, melakukan Tanya jawab dengan tutornya
secara on- line, bisa berkomunikasi dan berdiskusi dengan teman – teman
lainnya. Cara ini akan sangat berpengaruh terhadap tingkat motivasi siswa untuk
belajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Belawati, tian, dkk. (1999). Pendidikan terbuka dan jarak jauh.
Jakarta: Universitas terbuka.
Ida ananda. ” program pendidikan
jarak jauh ”. (http://www.pendidikantinggiidaananda.blogspot.com/2009/02.html)
adakah penelitian yang mencantumkan keberhasilan dari PJJ, keuntungan dan kebaikan-kabaikan yang lain, tentunya selain hemat biaya.
BalasHapusSeberapa besar kebaikannyan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional
kemudian hasil keluaran/out putnya peserta yang telah mengikuti PJJ